Review buku Ilmu Pendidikan Islam
Review ILMU
PENDIDIKAN ISLAM (Dengan Pendekatan Multidispliner) Penulis : Prof. Dr. H.
Abuddin Nata, M.A.
oleh: Rohmat Anas
Dalam sinopsis buku Ilmu Pendidikan Islam
Dengan Pendekatan Multidispliner penulis memberikan gambaran tentang
pendidikan, bahwa; Hingga saat ini, mutu pendidikan Islam masih jauh tertinggal
dengan mutu pendidikan secara umum. Hal ini terjadi antara lain, karena
pelaksanaan pendidikan yang diselenggrakan oleh pelbagai lembaga pendidikan
Islam, masih belum dilakukan secera terncana dan terkonsep. Visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, kualifikasi guru, kriteria calon siswa,
mutu kelulusan, standar sarana prasarana, biaya, lingkungan, dan evaluasi tidak
dirumuskan derdasarkan sebuah teori yang matang.
Disisi lain,
pendidikan Islam sendiri miliki keterkaitan yang erat dengan pelbagai disiplin
ilmu, misalnya; visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam erat kaitanya dengan
filsafat; metodologi pengajaran erat kaitanya dengan psikologi dan kebudayaan;
kurikulumya erat dengan filsafat dan iptek; aspek pengelolanya erat kaitannya
dengan ilmu manajemen; aspek sarana-prasarana dan pembiayaan erat kaitannya
dengan ilmu ekonomi dan politik; aspek hubungan antara pendidikan dengan
peserta erat kaitannya dengan ilmu sosiologi dan psikologi, dan seterusnya.
Dalam daftar
isi penulis memberikan bab perbab penjelasan tentang pendidikan Islam dimulai
dengan pendahuluan. Penulis memberikan sedikit gambaran tentang dasar
pemikiran, tujuan, dan ruang lingkup serta metode dan pendekatanya terhadap
ilmu pandidikan Islam.
Bukti penulis menyusun buku ini sesuai dengan kreteria penulisan ilmiah yang berdasarkan fakta dan teori dalam dunia penulisan karya ilmiah, yang dapat dibuktikan secara ilmiah akan keabsahan penulisan buku ini.
Bukti penulis menyusun buku ini sesuai dengan kreteria penulisan ilmiah yang berdasarkan fakta dan teori dalam dunia penulisan karya ilmiah, yang dapat dibuktikan secara ilmiah akan keabsahan penulisan buku ini.
Bab kedua,
penulis memberikan penjelasan tentang pengertian, tujuan, dan ruang lingkup
ilmu penmdidikan Islam. Pada bab ini penulis memaparkan arti dari pendidikan
Islam serta mendefinisikannya, juga hakikat dari pendidikan Islam itu sendiri.
Tidak lupa penulis juga penguatkan pendapatnya yang didapat dari al-Qur’an
maupun al-Hadits. Tujuan ilmu pendidikan Islam yang dikemukakan penulis
dipaparkan sebagai beriku:
Pertama,
melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum
aspirasi atau cta-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.
Kedua, memberikan bahan informsi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan pendidikan agama Islam. Ketiga, menjadi korektor bagi kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh pendidikan agama Islam.
Kedua, memberikan bahan informsi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan pendidikan agama Islam. Ketiga, menjadi korektor bagi kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh pendidikan agama Islam.
Dari urian
diatas menggambarkan petapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi pemeluknya.
Diharapkan dengan pendidikan yang sesuai dengan konsep al-Qur’an dan al-Hadits
dapat memberikan jalan dan ridho Allah SWT. Bab Ketiga, penulis menjelaskan
tentang dasar-dasar dan asas-asas ilmu pendidikan Islam. Asas-asas pendidikan
dalam Islam, mengatakan bahwa berkenaan dengan dengan asas-asas yang kita
maksudkan, yaitu asas-asas pendidikan Islam, dapat kita uraikan dalam enam asas
sebagai berikut.
Pertama, asas
historis yang mempersepsikan si pendidik dengan hasil-hasil pengalaman
pendidikan masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya,
batas-batas dan kekurangan-kekuranyannya. Kedua, asas sosial yang memberinya
kerangka budaya darimana pendidikan itu bertolak dan bergerak, memindah budaya,
memilih, dan mengembangkannya.
Ketiga, asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan serta materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran belanja. Keempat, asas politik dan administrasi yang memberikannya bingkai idiologi (aqidah) darimana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. Kelima, asas psikologis yang memberikan informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktik, pencapaian dan penilaian.
Keenam, asas filsafat yang berusaha memberikannya kemampuan untuk memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.
Ketiga, asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan serta materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggungjawab terhadap anggaran belanja. Keempat, asas politik dan administrasi yang memberikannya bingkai idiologi (aqidah) darimana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. Kelima, asas psikologis yang memberikan informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktik, pencapaian dan penilaian.
Keenam, asas filsafat yang berusaha memberikannya kemampuan untuk memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang lain.
Dari uangkapan
penulis yang dipaparkan memberikan gambaran tentang pendidikan agama Islam
khususnya bahwa, dalam pendidikan tidak terlepas dari dasar-dasar dan asas-asas
untuk mencapai pendidikan yang diharapkan. Yang dikemukakan penulis tentang hal
tersebut harus diikuti dan diimplementasikan kedalam dunia pendidikan agar
memberikan pendidikan yang diharapkan.
Bab keempat,
tentang pendidikan Islam dengan pendekatan normatif perenialis. Ajaran normatif
perenialis dalam pendidikan Islam yang dikemukakan oleh penulis adalah, bahwa
ajaran yang bersifat normatif yang bersumber dari ajaran-ajaran agama didunia,
termasuk agama Islam, merupakan ajaran yang dapat menyelamatkan manusia dari
keterpurukan dan kesesatan sebagaimana yang dialami oleh masyarakat modern saat
ini. Mereka memerlukan pencerahan kembali melalui ajaran normatif perenialis
yang terdapat dalam agama.
Pendidikan Islam, sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya, diharapkan dapat ikut menyelesaikan permasalahan tersebut di atas dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai normatif perenialis tersebut ke dalam konsep dan praktik pendidikan Islam.
Pendidikan Islam, sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya, diharapkan dapat ikut menyelesaikan permasalahan tersebut di atas dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai normatif perenialis tersebut ke dalam konsep dan praktik pendidikan Islam.
Dalam
permasalahan ini penulis memberikan gambaran tentang pendidikan dengan dengan
pendekatan perenialis yang hakikat dari pendekatan tersebut kaitannya dengan
pengrtahuan mistik universal. Filasafat perenialis dipandang sebagai sebuah
filsafat yang menjelaskan segala kejadian yang hakiki menyangkut kearifan yang
diperlukan dalam menjalankan hidup yang benar adri segala aspek. Walaupun
secara singkat menjelaskan konsep tersebut, namun saya bisa menangkap dari apa
yang telah dituliskan, bahwa hakikat dari pendidikan Islam seseorang dapat
memahami kompleksitas perbedaan-perbedaan yang ada antara satu agama dengan
agama lain, dan antara tradisi dengan tradisi lain. Juga bisa dipahami bahwa
perbedaan adalah hal yang biasa tinggal bagaiman kita menyikapi perbedaan
tersebut hingga tidak terjadi perpecahan atau permusuhan karena perbedaan
adalah fitrah manusia.
Bab Kelima,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah. Melalui pendekatan sejarah
ditemukan informsi tentang pendidikan Islam sebagai berikit:
Pertama, terdapat sejumlah lembaga pendidikan Islam yang pernah memainkan peranan dan sumbangan bagi pengembangan ajaran Islam dan pemberdayaan umat.
Kedua, berkaitan denagan metode yang digunakannya. Dilihat dari bahan kajiannya ada yang bersifat riset kepustakaan dan riset lapangan; dari segi tujuannya ada yang bersifat deskriptif eksploratif dan uji teori; dari segi pendekatan analisisnya ada yang mengunakan analisis sejarah, ayitu analisis yang bertumpu pada data dan fakta yang akurat dan seterusnya yang nanti digunakan sebagai peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Pertama, terdapat sejumlah lembaga pendidikan Islam yang pernah memainkan peranan dan sumbangan bagi pengembangan ajaran Islam dan pemberdayaan umat.
Kedua, berkaitan denagan metode yang digunakannya. Dilihat dari bahan kajiannya ada yang bersifat riset kepustakaan dan riset lapangan; dari segi tujuannya ada yang bersifat deskriptif eksploratif dan uji teori; dari segi pendekatan analisisnya ada yang mengunakan analisis sejarah, ayitu analisis yang bertumpu pada data dan fakta yang akurat dan seterusnya yang nanti digunakan sebagai peningkatan kualitas pendidikan Islam.
Dari apa yang
diuraikan penulis, menunjukan revalitas sejarah bagi kepentingan pendidikan
Islam, dikarenakan peningkatan mutu kualitas harus ada perimbangan dan itu
mengaca pada perkembangan sejarah. Pendidikan bisa dikatakan maju jika mampu
melebihi pendidikan yang ada sebelumnya. Bab Keenam, ilmu pendidikan Islam
dengan pendekatan filsafat. Pada bagian penutup penulis memaparkan; berdasarkan
pemaparan diatas, dapat dikemukakan beberapa catatan penutup bab ini, sebagai
berikut.
1.
Dalam pemikiran filsafat, baik yang berasal
dari filsafat Yunani, filsafat barat dan filsafat Islam, terdapat pemikiran
yang berkaitan dengan pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis. Hal ini
membuktikan kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa filsafat memiliki
sumabangan yang signifikan dalam pembangunan konsep pendidikan.
2.
Pemikiran filsafat telah memberikan sumabangan
dalam menjalaskan peran dan fungsi pendidikan bagi kehidupan manusia, tujuan
pendidikan, kurikulum pendidikan, proses belajar mengajar, profil pendidikan
yang ideal, etika murid, dan lingkungan pendidikan.
3.
Pengaruh pemikiran filsafat Barat ternyata
ternyata lebih kuat dan lebih dahulu masuk kedalam perumusan konsep pendidikan
pada umumnya dan pendididkan Islam pada khususnya. Hal ini terjadi karena
kajian terhadap pemikiran filsafat barat dalam hubungannya dalam perumusan konsep
pendidikan lebih dahulu dilakukan daripada kajian terhadap pemikiran filsafat
Islam.
Dengan demikian
bisa dibilang bahwa ilmu filsafat itu terdiri dari dua bagian, bagian pertama
yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan bagian kedua yang bertentangan
dengan ajarn Islam. Dan patut diingat bahwa dalam beragama kita tidak
memerlukan filsafat karena nabi dan para sahabatnya juga tidak mengajarkan ilmu
filsafat.
Ar-Roziy
berkata dalam kitab Aqsaamul Ladzdzat : Saya telah menelaah buku-buku ilmu
kalam dan manhaj filsafat, tidaklah saya mendapatkan kepuasan padanya lalu saya
memandang manhaj yang paling benar adalah manhaj Al-Qur’an. Abu Hamidz
Al-Ghozali berkata di awal kitabnya Al-Ihya : Jika kamu bertanya : ‘Mengapa
dalam pembagian ilmu tidak disebutkan ilmu kalam dan filsafat dan mohon
dijelaskan apakah keduanya itu tercela atau terpuji ?’ maka ketahuilah hasil
yang dimiliki ilmu kalam dalam pembatasan dalil-dalil yang bermanfaat, telah
dimiliki oleh Al-Qur’an dan Hadits dan semua yang keluar darinya adakalanya
perdebatan yang tercela dan ini termasuk kebid’ahan dan adakalanya kekacauan
karena kontradiksi kelompok-kelompok dan berpanjang lebar menukil
pendapat-pendapat yang kebanyakan adalah perkataan sia-sia dan ingauan yang
dicela oleh tabiat manusia dan ditolak oleh pendengaran dan sebagiannya
pembahasan yang sama sekali tidak berhubungan dengan agama dan tidak ada
sedikitpun terjadi di zaman pertama.
Bab Ketujuh,
pendidikan Islam dengan pendekatan pskiologi, peran psikologi dalam
pengemabngan ilmu pendidikan Islam, sebagaimana telah dikemukakan diatas,
adalah ilmu yang membahas tentang berbagai teori dan konsep yang berkaitan
dengan komponen dan aspek pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses
belajar mengajar, dan komponen pendidikan Islam lainnya dapat dirumuskan dengan
benar apabila melibatkan jasa psikologi.
Psikologi perkembangan memiliki metode dan teori yang berbeda dengan psikologi belajar. Dari segi metode, psikologi perkembangan berupaya membantu menjelaskan tentang perkrmbangan individu yang diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanlitik, sosiologik atau studi kasus.
Psikologi perkembangan memiliki metode dan teori yang berbeda dengan psikologi belajar. Dari segi metode, psikologi perkembangan berupaya membantu menjelaskan tentang perkrmbangan individu yang diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanlitik, sosiologik atau studi kasus.
Pada bab ini
penulis mengungkapakan keterkaitan pendidikan Islam dengan psikologi. Saya
memberikan apreasi penuh pada penulis, dikarenakan memesukan kajian psikologi
dalam pendidikan, apalagi menjelaskan secara detail penjabaran pendidikan
dengan psikologi dan itu sangat bermanfaat.
Bab Kedelapan,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sosiologi. Pendidikan dengan pendekatan
sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapinya. Melalui pendekatan ini, interaksi antara pendidikan dan masalah
sosial dikaji secara seksama. Pendidikan, meenurut pendekatan sosiologi ini,
dipandang sebagai salah satu sosial, atau dicptakan oleh interaksi sosial. Para
sosiolog pendidikan mengkaji praktik-praktik pendidikan untuk membuktikan
hubungannya dengan kelembagaan, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan
berbagai komponen pendidikan lainnya.
Pada bab ini
juga penulis menguraikan tentang konsep pendidikan yang berbasis sosiologi yang
didalamnya mengandung beberapa visi pendidikan , misi pendidikan, tujuan
pendidikan, kuriulum pendidikan, proses pembelajaran, dan pengelolaan
pendidikan. Berdasarkan uraian yang dipaparkan penulis, saya mengamati
pendidikan semestinya tidak bisa lepas dari pengaruh sosial. Bukti konkritnya,
pendidikan yang maju adalah pendidikan yang dibarengi dengan mutu sosial yang
tinggi dan faktor dari keberadaan tingkat sosial dari peran guru dan siswa.
Bab Kesembilan,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan manajemen. Pendekatan mana jemen ini,
diartikan sebagai sebuah konsep yang mencoba menerapkan fungsi-fungsi manajemen
seperti planing (perencanaan), organising (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), countrolling (pengawasan), dan evaluating (penilaian), serta
suvervising (pebaikan) dalam kegiatan pendidikan.
Pada ilmu
pendidikan Islam dengan pendekatan manajemen nantinya harus mengarah pada standar
pendidikan yang mencakup:
1.
Standar isi yakni, ruang lingkup materi dan
tingat kompetensi yang dituangkan dalam kreteria tentang kompetensi kelulusan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pemebelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
2.
Standar proses/kegiatan belajar mengajar,
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
3.
Standar kompetensi lulusan, dapat digunakan
sebagai penilaian dalam menentukan kelulusan pesera didik dari stuan
pendidikan.
4.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
adalah kreteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta
pendidikan dalam jabatan.
5.
Standar sarana prasarana, adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan kerteria minimal tentang ruang
belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, serta sumber belajar lainnya
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
6.
Standar pengelolaan, adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan denagn perencanaan, pelaksanaan dan pengawasaan
kegiatan pendiddikan pada tingkat satuan pendidikan.
7.
Sumber pembiayaan, adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnay biaya operasional satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun.
8.
Standar penilaian pendidikan, adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.
Penulis
memeberikan gambaran tentang pendidikan Islam dengan penedekatan manajemen. Ada
pokok-pokok yang perlu diketahui oleh seorang pendidik dalam mengembangkan
model pembelajaran melelui manajemen yang harus diterapkan dalam mengelola
pendidikan. Ada yang perlu digaris bawahi dalam ilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan manajemen yang dikemukakan penulis bahwa, keselarasan semua yang ada
dalam pendidikan Islam harus sesuai dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh
ajaran Islam.
Bab Kesepuluh,
pendidikan Islam dengan pendekatan Information Technology (IT). Pandangan Islam
tentang sains dan teknologi pendidikan, sejak awal kelahirannya, Islam baik
secara normatif, filosofis, maupun aplikasi pragmatis telah memberikan
perhatian besar terhadap pentingnyasains dan teknologi .
Pengaruh sains
dan teknologi terhadap pendidikan saat ini amat besar terhadap kehidupan
manusia, terutama pendidikan, adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Berbagai hasil kajian para ahli TIK telah menunjukan dengan jelas, bahwa
pendidikan di masa depan adalah pendidikan yang berbasis TIK. Dengan penggunaan
TIK, seluruh paradigma pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses
belajar mengajar, kelembagaan, sistem, pola hubungan, penilaian, lingkungan dan
aspek pendidikan lainnya akan mengalami perubahan. Hal ini antara lain dapat di
buktikan dengan hadirnya sejumlah buku atau jurnal yang mencoba mengaitkan
pendidikan dengan TIK. Berbagai perubahan paradigma pendidikan tersebut secara
singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
Bab Kesebelas
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan kebudayaan. A.L. kroeber dan Clyde
Kluckhohn, dala bukaunya Cultural: A Cricital Review of Concep and Devinition,
telah mengumpulkan kurang kurang lebih 161 definisi tentang kebudayaan. Pada
garis besarnya, definisi kebudayaan, dengan jumlah tersebut, terbagai dalam
berbagai kelompok yang meninjau kebudayaan dari berbagai sudut pandang.
Bab Keduabelas,
ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan politik. Secara harfiyah, politik dapat
diartikan sebagai usaha atau rekayasa yang diatur sedemikaian rupa dalam rangka
mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, politik yang dalam bahasa Arabnya
dikenal dengan istilah Al-siasyah berlaku pada aspek kehidupan, seperti
pendidikan, keluarga, ekonomi, budaya, kenegaraan, dan lain sebagainya. Dalam
perkembangan selanjutnya, politik sering dikaitkan dengan masalah kekuasaan
suatu pemerintahan. Di dalamnya, dibahas antara lain tentang usaha-usaha untuk
mendapatkan kekuasaan, mengelola, dan mempertahankannya agar kekuasaan,tersebut
tetap dapat dipertahankan. Pengertian politik, dalam arti kekuasaan atau
kebijakan yang berkaitan dengan urusan pemerintahan tersebut, tampaknya yang
paling menonjol dibandingkan dengan pengertian politik lainnya.
Bab Ketiga
Belas, ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan hukum. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, terdapat beberapa pengertian tentang hukum. Pertama, hukum adalah
peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh
dan untuk orang banyak. Kedua, hukum adalah segala undang-undang, peraturan,
dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup di masyarakat. Ketiga, hukum
adalah ketentuan (kaidah, patokan) mengenai suatu peristiwa atau kejadian (alam
dan sebagainya). Keempat, hukum adalah keputusan (pertimbangan) yang ditentukan
oleh hakim (di pengadilan).
Hubungan ilmu
pendidikan ilam dengan ilmu hukum dapat diartikan sebagai sebuah konsep
pendidikan dengan mengunkan fikih sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan
berbagai aspek dan komponennya. Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar,
pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, pengelolaan,
sarana prasarana, pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi pendidikan dirancang
dengan mempertimbangkan kebijakan hukum. Uraian selanjutnya mengenai ilmu
pendidikan dengan pendekatan hukum ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
Bab Keempat
Belas, penelitian ilmu pendidikan Islam denganpendekatan kualitatif. Pada
bagian ini, perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian penelitian kualitatif
yang didalamnya mencakup karateristiknya, setelah itu dilanjutkan dengan
syarat-syarat dan ketentuan (syarat rukun) yang harus dilakukan pada penelitian
kualitatif tersebut, sehingga hasilnya dapat diakui sebagai temuan yang
valid.
1.
Pengertian
Metode penelitian kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, fositifistik, dan interpretative research. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama; dinamakan metode pospositifistik karena berlandaskan pada filsafat pospositisme. Filsafat pos pasitifisme ini sering pula sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, komplek, dinamis, penuh makna, dan berhubungan secara interakif (reciprocal).
Metode penelitian kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, fositifistik, dan interpretative research. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama; dinamakan metode pospositifistik karena berlandaskan pada filsafat pospositisme. Filsafat pos pasitifisme ini sering pula sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, komplek, dinamis, penuh makna, dan berhubungan secara interakif (reciprocal).
2.
Langkah-langkah penelitian kualitatif
Terdapat sejumlah langkah penelitian kualitatif
yang harus ditempuh yang diharapkan dapat menjamin kesahihan (validitas)
hasilnya.
Bab kelima
belas, penelitian ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian dengan pendekatan kuantitatif sering pula disebut sebagai metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
menjadi tradisi sebagai metode penelitian. Selain metode ini juga disebut
sebagai metode positivistik, karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini juga dapat disebut sebagai meyode ilmiah, yaitu konkrit, empiris,
objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Dan dinamakan metode kuantitatif, karena data penelitiannya berupa
angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
Pendidikan
Islam yang telah disampaikan pada buku ini dapat memberikan gambaran tentang
ilmu pendidikan Islam dari beberapa perspektif. Secara garis besar bahwa, dalam
suatu pendidikan ada beberapa perspektif yang perlu diketahui oleh oleh guru
dalam pendidikannya. Sudah selayaknya buku ini adalah buku wajib bacaan bagi mahasiswa
untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan.
Dengan
tanggapan-tanggapan yang saya paparkan, bukan berarti buku ini banyak
kelemahan, namun justru saya sendiri yang memiliki banyak kelemahan, dan perlu
banyak mengkaji dan menelaah kandungan yang ada pada buku ini. Saya berharap
dengan membaca dan memahami isi kandungan buku ini, dapat memperoleh pemahaman
dan masukan bagi khasanah keilmuan pada diri saya.
0 komentar:
Posting Komentar