REVIEW TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY) ALBERT BANDURA PENDEKATAN PEMBELAJRAN ALTERNATIF MASA KINI
REVIEW TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY) ALBERT BANDURA
PENDEKATAN PEMBELAJRAN ALTERNATIF MASA KINI
OLEH: H. Mubi
Tulisan ini di tulis oleh penulis karena banyaknya kritikan tajam
yang ditujukan pada guru dan lembaga pendidikan yang dianggap gagal dalam
mendidik sikap dan moralitasa para murid-muridnya. Padahal dalam masalah ini
tidak ada yang patut dipersalahkan
karena kesalahannya terletak pada pendekatan system pembelajarannya,
yaitu teori belajar behavioristic, kognitif yang lalu berubah menjadi teori
belajar humanistic yang bebas nilai. Mungkin teori belajar yang dibawa oleh
Albert Bandura ini dapat melengkapi semua teori diatas karena teori ini muncul
akibat tidak kepuasannya terhadap semua teori diatas.
A.
Pendahuluan
Teori belajar yang terkenal dalam psikologi itu dibagi menjadi
empat golongan, yaitu:
1. Teori belajar yang
bersifat spekulatif.
2. Teori belajar yang
bersifat behavioristic.
3. Teori belajar yang
bersifat kognitif.
4. Teori belajar yang
bersifat humanistic.
Sedangkan teori Albert Bandura tidak termasuk dalam empat teori
besar ini, maka dari itulah H. Mubin merasa perlu menampilkannya, sedangkan
saya hanya menjelaskan pemahaman saya mengenai tulisan beliau ini.
Adapun alasan kenapa teori ini merasa perlu diuraikan karena
teori-teori modern mengenai teori belajar kebanyakan dipengaruhi oleh teori
belajar behavioristic dan teori belajar kognitif yang berdasarkan percobaan
pada hewan., lalu dipakai untuk menerangkan tingkah laku belajar manusia. Nah
hal inilah yang membuat janggalnya karena manusia berbeda dengan hewan dan
tidak bisa disamakan dalam proses belajarnya.
B.
Albert
Bandura dan Latar Pemikirannya
Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di suatu kota kecil di
provinsi Siberta, Kanada. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana mudanya di
Universitas British Columbia, dan kemudian menyelesaikan pendidikan sarjananya
dalam bidang psikologi di Universitas lowa. Bandura merupakan tokoh yang bisa
dikatakan tokoh yang mudah terkenal dengan teorinya. Di Universitas lowa inilah
ia menjadi mahasiswa bersama-sama dengan Robert Sears yang juga dikenal sebagai
salah satu pemuka teori belajar.
Adapun latar belakang pemikirannya tentang teori belajar social ini
ialah analisa Bandura terhadap teori belajar yang mempergunakan eksperimennya
terhadap hewan-hewan, artinya manusia itu disamakan dengan hewan yang
sebenarnya hewan bukanlah makhluk social dan juga bukan makhluk yang mempunyai
akal akan tetapi, hewan itu mempunyai
instink bukan akal. Maka dari itu menurut Bandura apa yang dikaji oleh
Thorndike dan kawan-kawannya dari aliran behavioristic itu perlu pengkajian
ulang.
Teori belajar yang mengatakan bahwa belajar adalah proses kemapuan
sedikit demi sedikit organisme dalam
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, teori rial dan error juga sangat cocok
sekali dengan hewan, tapi tidak buat manusia
karena manusia mempunyai kemampuan kogniis dan berfikir. Jadi Bandura
menyatakan dalam teori sosialnya bahwa manusia atau seseorang itu bisa lebih
cepat dalam mengamati atau melihat tingkah laku orang laib atau sesuatu hal
tidka perlu harus melakukan dulu berulang-ulang baru mengetahui.
C.
Teori
Belajar Sosial Albert Bandura
Bandura menyatakan dalam bukunya bahwa teori belajar sosial itu
mengutamakan proses belajar melalui emapt komponen pengamatan, yaitu:
1.
Memperhatikan
Memperhatikan merupakan kegiatan yang penting dilakukan apabila
ingin melakukan sesuatu atau menirukan orang. Maka apabila seseorang tertarik
itu tertarik pada sesuatu hal maka dia akan memperhatikan hal tersebut. Selain
itu memperhatikan ini akan timbul jika kebutuhan-kebutuhan atau minat-minat
pribadi muncul dan sebaliknya apabila tidak ada maka proses memperhatikan tidak
akan terjadi.
2.
Mencamkan
Setelah memperhatikan maka dicamkan atau disimpan. Jadi
ketertarikan kita terhadap suatu hal itu membuat kita otomatis memperhatikan
setelah memperhatikan maka kita camkan (simpan/ingat) apa yang kita perhatikan
tadi. Hal karena adanya rangsangan antara satu rangasangan dengan rangsangan
lain.
Proses mendapatkan symbol-simbol dari emncamkan itu banyak caranya
bias melaui pengamatan visual, audio visual dan verbalisasi.
3.
Mereproduksi
Gerak Motoric
Apabila kita sudah memperhatikan lalu mencamkan terhadap suatu hal
yang membuat kita tertarik tadi, maka langkah selanjutnya adalah mereproduksi
gerak motoric. Hal ini berhubungan langsung dengan fisik dan memerlukan fisik,
artinya fisik juga harus menunjang dalam melakukan gerak tersebut. Misalnya
seorang anak tertarik melihat bapaknya mencangkul lalu dia memperhatikan
bapaknya terus mencamkan atau mengingat bagaimana cara mencangkul itu, setelah
dia ingat lalu dia ingin mempraktekkannya nah disinilah reproduksi gerak
apabila itu masih kecil maka dia tidak mengangkat cangkul seperti bapaknya
kecuali dia sudah besar.
4.
Ulangan-ulangan
dan Motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model atau sesuatu
hal yang menarik baginya atau tidak, lalu mencamkannya. Nah apakah setelah
melakukan kedua hal tadi lalu dia mereproduksi gerak dalam tingkah laku nyata
atau tidak?. Mereproduksi gerak dalm kenyataan inilah yang memerlukan motivasi,
misalnya seseorang itu akan mereproduksi apabila dapat hadiah dulu tapi apabila
dia tidak melakukannya lambat laun itu akan menghilangkan motivasinya.
Selain motivasi, perlu juga ia mengulang perbuatannya itu agar bisa
memperkuat ingatannya dan bisa memperlihatkan tingkah laku sebagai hasil meniru
suatu model. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah
ada, agar tidak hilang, disebut”ulangan-penguatan” (reinforcement). Kemauan
untuk melakukan ulangan-penguatan bergantung pada keadaan dan dorongan pribadi.
Selain itu anak lebih suka meniru orang-orang terdekatnya seperti bapak dan
ibunya serta guru-guru yang mengajarinya disekolah maka karena hal inilah kita
harus memperhatikan tingkah lakunya dan pergaulannya serta menjaganya agar
tidak melenceng dari hal-hal ynag baik.
Peniuruan akan mudah apabila anak mendapat hadiah kalau menirukan
tokoh-tokoh yang dijadikan model karena memperoleh pujian dan hadiah tersebut
mereka termotivasi akan hal itu.
5.
Teori
Sosial Belajar dan Pendekatan di Sekolah saat ini
Teori Albert Bnadura ini berbeda dengan teori belajar yang ada,
teori ini memberikan patokan arah belajar yaitu kea rah perkembangan dan
kepribadian anak yang memerlukan kerangka nilai-nilai social, budaya dan moral
dan tidak mengajarkan seperti salah satu teori yang menyebutkan bahwa anak
harus mengabaikan pengaruh dari luar karena hak individual.
Penulis berpendapat bahwa pendekatan pendidikan disekolah kita
sekarang ini nampaknya menganut teori belajar kognitif yang diambil dari
psiklogi gestalt. CBSA baru saja lenyap , tai kurikulum masih menekankan
penguasaan pengetahuan yang bersifat global-konitif dengan lebih banyak
menyerahkan kepada anak didik untuk mengolah sendiri pengetahuna yang mereka
dapat. Ini mengakibatkan kebingungan pada anak dalam mengolah dan informasi
atau pengetahuan yang mereka punya karena mereka masih butuh pembimbing dan
kjuga kurangnya model-model panutan khususnya dalam pemecahan masalah.
Para guru kebanyakan menghabsikan waktunya untuk mengajarkan
sejumlah pokok bahasan, ditambah setumpuk tugas-tugas administrasi keguruan
yang wajib dikerjakan sehingga porsi waktunya untuk mendidik atau memperbaiki
kelakuan anak dan pelajaran yang kurang dipahami anak bahkan yang tidak
dimengerti anakhampir-hampir tidak ada kesempatan. Saat ini sediki sekali guru
yang bisa dijadikan contoh teladan yang baik.
Disini disebutkan bahwa guru itu bermacam-macam, ada guru yang
mengajarkan pengetahuan, ada guru yang pamer pengetahuan di depan kelas, ada
guru panutan dan adajuga guu badutan. Seharusnya guru yang dikehendaki itu ialah
1. Guru harus menjadi
contoh.
2. Guru harus merupakan
personifikasidari nilai-nilai yang telah disepakati bersama.
Guru-guru dengan model yang lebih baru atau progressif boleh saja
muncul dengan perkembangan-perkembangan suatu bangsa, tetapibagi kita Indonesia
model yang baru itu haruslah tetap mengakomodasi dan menyerap
karakteristik-karakteristik tertentu yang diwariskanoleh guru-guru terbaik dari
generasi terdahulu. Dan menurut penulis teori albert Banduradapat dipakai
menjadi salah satu alternative usaha memperbaiki system pembelajran di ssekolah
khususnya dan inovasi kurikulum pada
umumnya.
D.
Penutup
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa teori Albert Bandura merupakan
teori yang bias menjadi alternative pembaharuan system pendidikan di negeri
kita ini Indonesia yang diakibatkan oleh teoribeljara behavioristic, kognitif
yang memunculkan problem-priblem.
Teori Bndura proses belajanya mempunyai empat tahapan yaitu
memperhatikan, mencamkan, mereproduksi gerak motoric, ulangan-ulangan dan
motivasi. Selain itu melakukan perubahan apda anak haruslah memberikan model
yang baik agar anak tidka kebingunan dalam menirukan siapa, serta model yang
baik dan terdekat adalah orang tua dan guru.
Demikianlah jurna dari H. Mubin yang dapat saya paparkan, saya tagu
dalam reviuw ini masih banyak kekurangan. Tapi kalau saya boleh berpendapat
teori Albert Bandura ini memang menarik dan sepertinya bias dijadikan alat
untuk memperbaiki system kurikulum kita. Dilihat dari isisnya meamng teori ini
berdasarkn kepada kemampuan manusia asli tidak seperti teori lainnya yang bahan
eksperimennya hewan lalu diterapkan kepda manusia, tapi kebenaran hanyalah
milik Alllah dan sebuah teori itu benar dan tepat tidkanya tergantung pada
penggunanya serta sikon.
0 komentar:
Posting Komentar